Pintu Terlarang (2009) - Roys Cinephile

 Review Film: Pintu Terlarang

 by ROIS PRAWIRA

Judul : Pintu Terlarang

Sutradara : Joko Anwar

Genre : Drama, Mistery, Thriller.

Casting :

- Fachri Albar
- Marsha Timothy
- Ario Bayu
- Otto Djauhari
- Henidar Amroe
- Tio Pakusadewo

Rilis : 2009


Hello Everyone... Yup... Yup... Yup...

So... Ini adalah blog pertama yang saya buat jadi bisa di maklumi bagi teman-teman semua klo ada salah penulisan.

Jadi di review film pertama yang saya buat ini, saya bakal discus tentang film dari sineas lokal indonesia, yup... Joko Anwar yang berjudul "Pintu Terlarang". Film ini di adaptasi dari buku karangan Sekar Ayu Asmara yang berjudul sama. Film ini terbilang sangat kurang di apresiasi di negeri sendiri, padahal sangat berjaya di Festival-festival film international (cukup miris bukan), dan jujur saya sendiri sangat mengfavoritkan film ini, ini adalah film indonesia pertama yang benar mematahkan stereotip saya terhadap film-film indonesia yang terkenal dengan horror sex murahan atau romcom-romcom lebay yang gak jelas (sorry to say but it's real) pada masa itu. Mungkin udah ada film-film indonesia lain yang saya suka seperti Fiksi. (2008) karya Mouly Surya, Rumah Dara (2009) karya The Mo Brothers dan Posesif (2017) karya Edwin yang tampil beda dan berqualitas, dan yang paling berkesan buat saya sendiri adalah "Pintu Terlarang" ini. Plot yang susah di tebak, gaya penyutradaraan khas Joko Anwar, acting pemain okay semua, cinematography yang ciamik, production design yang mantap, scoring yang pas, dan jangan lupakan twist ending yang benar-benar epic and mind-blowing.

Plot :

(Notice: bagian ini mengandung banyak spoiler, so.. buat teman-teman yang menhindari spolier silahkan di skip aja).

Gambir (Fachri Albar) adalah seorang pematung yang berada dalam puncak kariernya dalam pengeksploitasian temanya yaitu patung wanita hamil, Gambir sepertinya mempunyai kehidupan yang sempurna. Selain kesuksesan, ia mempunyai seorang istri yang terlihat sangat elegan bernama Talyda (Marsha Timothy), sang ibu yang pengertian (Henidar Amroe), kawan-kawan dekatnya Rio (Otto Djauhari) dan Dandung (Ario Bayu) yang selalu meng-supportnya, serta pemilik galeri yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri oleh Gambir, Koh Jimmy (Tio Pakusadewo).

Namun siapa yang tahu di balik kesuksesannya, tersembunyi kisah mengerikan didalamnya. Pertama kali Talyda menggugurkan kandungannya, atas hubungan di luar nikah yang mereka lakukan, Gambir yang pada saat itu masih menjadi pematung biasa diberikan inspirasi, motivasi, dan sedikit paksaan oleh Talyda untuk memasukkan janin miliknya kedalam perut sebuah patung wanita hamil. Sejak saat itu hingga menikah, Talyda membuat perjanjian kepada pemilik Klinik Aborsi untuk memberikan janin yang sudah dikeluarkan dan disimpan klinik, kemudian diambil oleh Gambir yang nantinya akan di masukan ke dalam perut patung wanita hamil. Menurutnya, itulah sebabnya kenapa patung-patungnya bisa terlihat hidup, karena ada sesuatu yang seharusnya hidup di dalamnya. Kendati Gambir sebenarnya tidak mau, ia akhirnya mau karena paksaan dari Talyda, yang mengetahui bakal ada kesuksesan besar yang akan menghampiri mereka, namun Gambir merasa selalu ingin berhenti membuat patung wanita hamil tersebut. Dari beberapa adegan, mulai terasalah atmosfer sebenarnya antara orang-orang kepada Gambir. Seperti saat Koh Jimmy memaksa Gambir untuk membuat pameran patung wanita hamil lagi dengan mengancam akan memeberitahu isi patung sebenarnya yang dulu pernah dilihat Koh Jimmy pada patung pertama Gambir.

Kemudian di antara kehidupan Gambir yang kini mempersiapkan pamerannya lagi, Gambir mulai menemui sebuah tulisan misterius berbunyi, "tolong saya" yang banyak ia temui disekitarnya. Hal ini membuatnya frustasi dan lama kelamaan tumbuh sesuatu yang aneh. Saat sedang membuat patung di studio Gambir menemukan sebuah pintu merah dibalik lemari yang dilarang untuk dibuka oleh Talyda. Talyda menyatakan bahwa apabila pintu itu terbuka maka perasaannya menjadi hancur dan akan membuat semua hal di antara mereka menjadi musnah. 

Setelah di jalan Gambir mendapat tulisan yang sama, Gambir melihat tulisan "Herosase" dibawah tulisan "tolong saya" dan disinilah ia sekarang, di gedung Herosase tanpa mengetahui apa tujuan atau fungsi gedung itu dibangun ia berusaha masuk ke dalam gedung tersebut, namun Seorang resepsionis gedung itu (Atiqah Hasiholan) memberitahunya bahwa selain anggota dilarang masuk, lalu Gambir di keluarkan paksa oleh beberapa security. Setelah beberapa saat menunggu di luar, ia melihat Dandung sedang masuk disana, dan Gambirpun menunggu Dandung keluar dari sana untuk membawahnya masuk ke dalam sana, dan setelah paksaan dari Gambir, akhirnya Dandung membawa Gambir masuk ke dalam gedung tersebut dan mengajak Gambir untuk menjadi anggota Herosase.

Ibu Mona, sang manajer Herosase menjelaskan keterangan untuk menjadi anggota dengan satu syarat, yaitu tidak boleh ada pertanyaan. Herosase dikatakan didatangi untuk mencari jawaban tanpa pertanyaan. Maka, Gambir mendapat sebuah kamar yang di dalamya ada sebuah TV, remot dan sebuah buku menu channel, terungkaplah bahwa Herosase adalah tempat untuk mengetahui gerak-gerik penghuni rumah-rumah dengan memasang kamera ilegal di setiap sudut rumah-rumah orang, dan anehnya ada beberapa video disturbing yang benar-benar menganguh dari tiap rumah di sana, seperti seorang wanita yang menjahit tangganya sendiri sampai seorang yang mencongkel matanya sendiri. Dari sanalah ia juga mengetahui bahwa ada seorang anak kecil yang dianiaya oleh orang tuanya, yang hadir saat beberapa hari yang lalu yang memberikan pesan "tolong aku" kepada Gambir, maka Gambirpun berusaha menolongnya dengan menonton aktivitasnya. Setelah diberitahu Dandung mengenai kematian anak kecil itu, Gambir menjadi gamang dan melalui pameran patung wanita hamilnya yang kedua dengan tidak bahagia.

Setelah mendengar rumor di pameran secara sembunyi-sembunyi, Gambir tahu kalau anak kecil itu mungkin masih hidup. Ia segera pergi ke Herosase dan mencari tayangan anak kecil itu. Saat ketemu, Gambir melihat sang anak kecil mengambil pisau di dapur dan menggorok leher kedua orang tuanya, lalu menggorok lehernya sendiri. Gambir yang shock tanpa sengaja melihat ke menu channel dan menemukan nama Talyda Sasongko tertera disana. Gambir melihatnya dan menemukan fakta dibalik fakta yang benar-benar tidak ia tahu. Ternyata sang ibu menyuruh Talyda untuk berhubungan seks dengan teman-teman Gambir, yakni Rio dan Dandung untuk mendapatkan anak setelah tahu bahwa Talyda ternyata tidak ingin punya anak dari Gambir. Talyda juga telah merayu Koh Jimmy untuk berakting saat meyakinkan Gambir yang dulu tidak ingin membuat patung perempuan hamil lagi.

Gambirpun menyiapkan pembalasan dengan dalih mengundang semua orang terdekatnya di acara makan malam pada perayaan Hari Natal. Sebelum makan malam dimulai, Gambir menyiapkan anggur serta menuang cairan sesuatu ke dalamnya. Pada saat setelah menuang cairan itu, Talyda menghampiri Gambir. Talyda yang tidak melihat Gambir menuang sesuatu itu tidak merasa curiga dengan Gambir, dan segera mereka membawa gelas-gelas ke ruang makan. Pada saat makan malam, semuanya berjalan dengan lancar, tetapi kecuali Gambir, semua orang merasa tidak bisa bergerak sama sekali setelah meminum anggur yang disuguhkan Gambir. Gambir menjelaskan bahwa anggur yang mereka minum sudah dituang racun devilish pit sehingga mereka lumpuh selama sepuluh menit, tetapi masih bisa melihat dan mendengar. Memanfaatkan keadaan itu, tanpa pikir panjang Gambir mulai menyayat leher Jimmy, Rio, dan Dandung. Salah satu di antaranya bahkan matanya juga ditusuk dengan gagang gelas yang dipecahkan Gambir. Setelah itu, Gambir menenggelamkan kepala ibunya ke dalam mangkuk besar berisi sup hingga kehabisan napas. Gambir kemudian mengambil pistol dan menodongkan pistolnya kepada Talyda yang mulai sadar. Talyda berkata perihal pintu terlarang itu. Gambir langsung menembak kepala Talyda usai mendengar penjelasan dari Talyda. Gambir mendobrak masuk pintu terlarang itu. Tanpa disadarinya, latar studio dibaliknya telah berganti lorong gelap.

Gambirpun melihat seisi ruangan itu yang ternyata adalah rumah si anak kecil yang dianiaya itu. Ia melihat mayat sang ibu yang wajahnya sama dengan ibu Gambir, saat itulah Gambir sadar bahwa dunia "Gambir dan Talyda" adalah imajinasi belaka. Gambir kembali ke tempatnya yang sebenarnya, sebuah bangsal di rumah sakit jiwa. Anak kecil yang selama ini dilihatnya adalah kepingan dari masa kecil Gambir dan sebelum ia menggorok lehernya sendiri dulu, polisi datang ke rumahnya. Gambir yang hidup dalam kesendirian menjadi frustasi dan menjadi orang yang lebih baik di dunia miliknya sendiri, kabur dari dunia realita yang kejam. Hasil pikirannya menjadi pematung adalah berkat jasa seorang wartawati bernama Ranti yang memberikan buku dan majalah sebagai media imajinasi Gambir. Gambir menghadiahi Ranti sebuah posisi dalam imajinasinya, yakni sebagai Talyda. Dandung, Rio, Koh Jimmy, dan tokoh lain adalah pengurus rumah sakit jiwa tersebut, dan digunakan sebagai tokoh dalam imajinasi Gambir. Di akhir film, memperlihatkan Gambir yang sedang menjadi seorang pastur, dan apakah Gambir benar-benar sembuh dari penyakitnya dan menjadi seorang pastur atau Gambir kembali berimajinasi sebagai seorang pastur yang menangani sebuah gereja???. Yah... Silahkan di asumsikan sendiri yah guys!!!.

Setelah kredit selesai berjalan, Ranti menelepon temannya di kantor dan pergi dari rumah sakit jiwa yang mengurung Gambir, dan nama rumah sakit jiwa itu adalah Herosase.

Review :

Oh my god... Enggak tau harus mulai darimana.

 Okay... Enggak seperti dua film sebelumnya Janji Joni (2005) dan Kala (2007), film ini terkesan memiliki plot yang slown burn, pace nya lambat. Dan seperti biasa, di opening sequence, kita akan diberikan informasi yang cukup padat mengenai karakter dan premis yang dialami katakter utama. Sama seperti film film sebelumnya, ini menggabungkan banyak genre, seperti Psychological Horror, Thriller, dan Misteri serta sedikit unsur Surrealisme i guest (?). Banyak orang - orang yang menganggap ini seperti ditulis oleh Stanley Kubrick dan dieksekusi oleh David Lynch. Mungkin benar, namun saya tidak bisa berkata banyak karena filmografi Kubrick dan Lynch hanya sedikit yang saya tonton, namun film ini kerasa banget seperti The Shining - nya Kubrick dan Mullholand Drive - nya Lynch. Dan menurut pribadi saya, Joko Anwar seperti menggunakan style nya Tarantino dalam bertutur, slow pace di 1st Act, ngacak - ngacak otak penonton di 2nd Act, dan menghempaskan kebrutalan di 3rd Act. Dan banyak pesan serta simbolisme yang ditampilkan didalam film ini. Semiotika nya bertebaran. Seperti hubungan Orangtua - Anak, Joko Anwar mencoba dekonstruksi pemikiran masyarakat mengenai harus nurut banget sama Orangtua, padahal semua manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan Aborsi kerap di munculkan menjadi bagian film, yang dimana kita tahu aborsi di Indonesia cukup kontroversial dan tabu, dengan penjelasan logis yang kontras dengan konstruksi pemikiran masyarakat, mungkin aborsi diperbolehkan. Lalu, karakter Gambir yang terkesan toxic masculinity di tengah film, ketika dikatakan lemah oleh istrinya, dia memperkosa istrinya. Belasan tahun lalu Pemerkosaan dalam rumah tangga masih dibungkam, namun di era sekarang Pemerkosaan dalam rumah tangga sudah menjadi isu yang harus diperhatikan. Ini Joko Anwar Visioner banget ya. Joko Anwar always delivering an amazing scoring, fuck. Dari tiga film nya ini, dia gak pernah miss memasukkan scoring. Di Janji Joni, ketika Joni berkendara dengan motor diiringi musik anak muda banget, di Kala, ketika Detektif Polisi melakukan penyelidikan diiringi musik noir jadul, dan di adegan Bloody Christmas atau Red Dinner dia memasukkan musik chill yang pas. Sinematografi Joko Anwar makin unik semakin kesini, semakin enak dan memanjakkan retina mata. Tone, colouring, serta Production Design mantab bener, memadukkan suasana kota yang dark dengan vintage nya metropolitan, mashok banget. Karakterisasi di film ini lumayan oke. Istri Gambir yang Manipulatif, Ibu Gambir yang terlalu Dikte, dua Sahabat Gambir yang memiliki sifat masing - masing Bijak tapi bermuka dua dan Kompetitif tapi selalu irian, serta Pemilik pameran yang licik. FILM INI PUNYA ENDING YANG BANGSAT DONG. PLOT TWIST MACAM APA INI YANG DOUBLE BANGKE. Seolah-olah pakai plot device Red Herring dan Dream Sequence. Dan yang mengatakan, "Ah, Joko Anwar pemalas, endingnya diginiin biar simple." Endingnya emang Simple, tapi kalau set - up nya receh dan gak matang, gak akan se memorable ini. Kalau di rewind ya, emang aneh sama narasi yang dibawakan, kayak ada yang ganjil gitu. Ingat, ini semua ada di kepala Gambir, jadi dia yang memvisualisasi kan. Mulai petunjuk minta tolong melalui surat dan nenek - nenek yang menghentikannya di pasar. Petunjuk minta tolong itu merupakan bentuk recall atas trauma yang ia alami dan nenek - nenek itu memiliki pesan bahwa dia harus mengikhlaskan apa yang telah terjadi dan berdamai dengan dirinya sendiri. Karakter yang didalam khayalan dia merupakan karakter yang dekat dengan dirinya saat di Rumah Sakit Jiwa, jadi hanya mereka yang dikenal gambir. Kenapa dibuat menjadi jahat ya karena mungkin Gambir mengidap Skizofernia (That's reference come to my mind after watching Joker). Ya delusi dan narsistik mungkin muncul didalam diri dia. Dan perkumpulan Herosase, bangsaat. Itu gimana cerita ada seonggok manusia yang suka melihat privasi orang lain, bahkan privasi yang aneh - aneh (hal kriminal juga disiarkan) , seakan akan mereka gak peduli dengan kehidupan manusia dan menonton kehidupan orang lain. Mungkin ini merupakan bentuk marah Gambir masa kecil terhadap orang orang disekitarnya yang tidak peduli saat dia disiksa. Jadi, dia mengkonversi hal tersebut ke dunia imajinernya dan menjadi sosok pembeda di dunianya sendiri. Dan ini membenarkan sebuah pepatah, bahwa dunia ini hanya diisi oleh orang orang sakit. That's my opinion guys. Dan kan dibilang tuh, doi udah lama disini, udah berapa cerita imajiner yang dia ciptakan di kepalanya? Dan endingnya, itu dia beneran jadi pendeta atau enggak ya? Apakah menjadi pendeta di dunia imajinernya? Atau dia beneran sudah sembuh dari rumah sakit jiwa?

At the end “Pintu Terlarang”” adalah sebuah film yang kompleks, baik secara teknis dan estetik, yang enak dinikmati sampai akhir film lengkap dengan twist yang tak kunjung usai. Pada intinya, “Pintu Terlarang" adalah salah satu thriller noir terbaik selama dekade terakhir.

Komentar

  1. Have enjoy for my blog, semoga review ini bisa bermanfaat buat teman-teman semua 😊

    BalasHapus

Posting Komentar